Minggu, 03 Januari 2010

Tugas Masalah Kemiskinan

MASALAH KEMISKINAN

Di

KOTA BEKASI


Oleh : Dian Novita

Kelas : 2 DD04

NPM : 30208367

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan.

Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami penelitian secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa pada umumnya.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan – kekurangan agar dimasa yang akan datang akan lebih baik lagi.

Akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, serta teman – teman saya yang telah mendukung dalam menyelesaikan makalah ini.

i

DAFTAR ISI

Cover o

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penelitian 2

D. Manfaat Penelitian 2

BAB II ANALISIS MASALAH

A. Pengertian Kemiskinan dan Dimensi Kemiskinan 3

A.I. Pengertian Kemiskinan 3

A.II. Dimensi Kemiskinan 4

B. Faktor – Faktor Penyebab Kemiskinan 5

C. Upaya untuk Mengatasi Kemiskinan di Bekasi 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 8

B. Saran 8

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehidupan masyarakat di Bekasi yang mulai membaik dari sektor pertanian sekarang sudah berubah menjadi industri. Semakin banyak yang kita lihat adalah bedirinya pabrik-pabrik dan perkantoran yang mewah dan bahkan hampir lahan pertanian sudah jarang kita temui. Perumahan-perumahan di Bekasi juga sudah padat, dan para petani pun sudah tidak mempunyai pekerjaan karena lahan yang seharusnya dipakai untuk bertani sudah tidak bisa lagi. Para nasib petani pun mulai memburuk karena yang tidak mempunyai pekerjaan lagi, dan akhirnya pun menjadi pengangguran.

Pengangguran di kota Bekasi pun tidak kalah banyak dengan kota Jakarta karena semakin banyaknya para pendatang baru yang ingin mengadu nasib di kota Jakarta dan di Bekasi adalah tempat impian mereka selanjutnya untuk mencari pekerjaan. Lapangan pekerjaan indusri pun tidak sebanding dengan para pencari kerja. Sehingga pengangguran di Bekasi semakin banyak dan tingkat kemiskinan mulai meningkat.

Berdasarkan data di atas penulis akan mengangkat topik

“ KEMISKINAN DI BEKASI ” sebagai judul makalah penulisan ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian kemiskinan dan dimensi kemiskinan?

2. Apa sajakah faktor – faktor penyebab kemiskinan di Bekasi?

3. Bagaimana solusi atau upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemiskinan di Bekasi?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian kemiskinan dan dimensi kemiskinan.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab kemiskinan di Bekasi.

3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemiskinan di Bekasi.

D. MANFAAT PENULISAN
Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan mendapat manfaat baik secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Secara Teoritis.
Penelitian ini diharapkan menambah bahan kepustakaan ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Berguna bagi masyarakat pada umumnya dan bagi mahasiswa ekonomi pada khususnya.

2. Secara Praktis.
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan yang berguna bagi masyarakat, mahasiswa, pemerintah daerah, instansi - instansi terkait lainnya.

BAB II

ANALISIS MASALAH

A. Pengertian Kemiskinan dan Dimensi Kemiskinan

A.I Pengertian Kemiskinan.

Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang berada dibawah garis nilai standar kebutuhan minimum yang serba kekurangan. Sedangkan

Kemiskinan secara luas diidentifikasikan sebagai kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan masyarakat.

Kriteria Orang Miskin

Ada beberapa kriteria kemiskinan yang kita kenal, namun yang paling sering kita dengar adalah angka kemiskinan versi BPS. Kriteria orang miskin versi BPS ditentukan oleh beberapa faktor atau parameter. Ada 14 parameter yang menentukan apakah orang tersebut layak disebut orang miskin atau tidak. Di antara parameter-parameter tersebut adalah seperti pendapatan per bulan, kalori yang dikonsumsi, dan akses listrik.

Jika kita lihat lebih dalam, kriteria-kriteria ini nampaknya memang sangat tidak manusiawi tetapi itulah potret atau gambaran kemiskinan di Indonesia yang masih sangat jauh dari layak. Terlebih jika kita bandingkan standar yang ditetapkan oleh BPS dengan World Bank. Menurut World Bank, salah satu kriteria orang miskin di Indonesia adalah mereka yang berpenghasilan di bawah dua dollar per hari atau sekitar Rp. 20.000,-.

Sejarah mencatat, Angka kemiskinan berhasil turun tajam dari sekitar 60 juta jiwa atau 40 persen dari jumlah penduduk menjadi hanya tinggal 27,2 juta jiwa atau 15 persen pada tahun 1990 (Basri, 1994). keberhasilan pengurangan angka kemiskinan ini besar kemungkinan disebabkan oleh dua faktor, pertama karena keberhasilan PJP I atau bisa juga karena perubahan kriteria kemiskinan yang notabenenya mengalami penurunan kualitas dibandingkan kriteria sebelumnya.

Kemiskinan memang merupakan momok utama dalam perekonomian suatu negara. Makin banyak kemiskinan di suatu negara, menggambarkan ketidakberesan negara dalam mengurus rakyatnya. Selain itu, kemiskinan juga merupakan potret adanya suatu kegagalan ekonomi. Terlebih jika kemiskinan telah berlansung sejak lama. Bila hal ini sudah terjadi maka kemiskinan ini bukan merupakan fenomena sesaat tetapi sudah menjadi fenomena struktural yang harus diselesaikan dengan cara yang sistematis dan berkelanjutan.

A.II Dimensi Kemiskinan

Kemiskinan terdiri dari beberapa kelompok dimensi, yaitu :

· Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan pemenang dan yang kalah. Indonesia sebagai Negara berkembang bisa menjadi pihak yang kalah dalam globalisasi, sehingga daerah industri seperti Bekasi dapat menjadi daerah dengan bertambahnya penduduk miskin.

· Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan akibat rendahnya. Kemiskinan pedesaan akibat peminggiran pedesaan dalam proses pembanguna perkotaan akibat kecepatan pertumbuhan perkotaan.

· Kemiskinan sosial. Kemiskinan yang dialami perempuan, anak-anak, dan kelompok minoritas.

· Kemiskinan konsekuensial, kemiskinan akibat faktor-faktor eksternal seperti konflik / bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya jumlah penduduk.

B. Faktor – Faktor Penyebab Kemiskinan.

Berikut ini merupakan factor-faktor penyebab kemiskinan di Bekasi :

1. Adanya peralihan lahan dari pertanian menjadi kawasan industri dan real estate. Peralihan ini mendorong peralihan mata pencaharian juga. Bagi yang tidak mempunyai kompetensi akan kesulitan menghadapinya dan bukan tidak mungkin akan menjadi pengangguran dan menambah tingkat kemiskinan di Bekasi

2. Nelayan yang sudah tidak dapat melaut lagi karena kelangkaan dan mahalnya bahan bakar solat, lebih besar biaya operasional ketimbang hasilnya sedang solar subsidi kebanyakan dijual oleh petugas ke industri besar.

3. Buruknya sarana infrastuktur jalan. Banyak jalan-jalan dipelosok Bekasi mengalami kerusakan seperti jalan Cikarang – Sukatani. Bila sarana infrastruktur jalan tidak baik maka akan menghambat roda perekonomian, misalnya hasil alam dari warga Bekasi di pedalaman susah didistribusikan.

4. Adanya bencana alam, seperti banjir yang sekarang sering melanda Bekasi dan juga bencana alam yang menimpa pesisir pantai cabang bungin, muara gembong dan tarumajaya.

5. Kurang terpenuhinya akses terhadap kebutuhan hidup dasar seperti kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi.

6. Bekasi yang menuju kota industri menjadi kota impian bagi penduduk diluar Bekasi, sehingga setiap tahunnya jumlah pendatang di Bekasi semakin meningkat dan jumlah pengangguran juga meningkat.

7. Kenaikan harga BBM semakin membuat penduduk mengeluarkan biaya lebih besar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara penghasilan tidak naik mengakibatkan taraf hidup masyarakat anjlok. Bahkan sebagian diantaranya turun kelas menjadi penduduk miskin.

Selain itu ada juga beberapa factor penyebab terjadinya kemiskinan di pada umumnya, yaitu :
• penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
• penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
• penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
• penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
• penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

C. Upaya – Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemiskinan di Bekasi.

Upaya menanggulangi kemiskinan merupakan tugas bersama yaitu pemerintah dan warga masyarakat, berikut ini upaya-upaya yang dapat digunakan untuk menanggulangi kemiskinan di Bekasi.

1. Pemerintah harus menetapkan wilayah-wilayah industri dan mengadakan perlindungan terhadap lahan pertanian produktif agar tidak digunakan untuk perluasan wilayah industri.

2. Pemerintah dapat mengupayakan agar perusahaan lebih mengutamakan menerima penduduk asli untuk bekerja seperti yang telah disepakati, karena penduduk asli yang lebih berhak menikmati lapangan pekerjaan didaerahnya.

3. Mengadakan pembatasan terhadap jumlah penduduk pendatang yang mencari kerja.

4. Memberikan kredit lunak kepada warga untuk mengembangkan industri rumah tangga yang menyerap tenaga kerja.

5. Membenahi infrastruktur jalan, transportasi, komunikasi, listrik, dan air bersih.

6. Mewujudkan program pendidikan gratis, sehingga anak-anak usia sekolah dapat bersekolah.

7. Pemerintah harus segera memulihkan sektor riil agar tidak terjadi PHK massal di perusahaan-perusahaan. Dengan cara pemerintah perlu memberikan insentif pajak kepada dunia usaha.

8. Pemerintah juga dapat memaksimalkan kembali peran koperasi untuk mengatasi kemiskinan.

Selain itu terdapat beberapa macam program yang telah dijalankan oleh Pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, antara lain :

· Program BLT ( Bantuan Langsung Tunai )

· Program BOS ( Bantuan Operasional Sekolah )

· Subsidi BBM dan konversi minyak tanah ke gas ( Elpiji )

· Program peminjaman dana untuk membuka usaha demi terciptanya lapangan kerja baru untuk mengentaskan kemiskinan

· Koperasi, walaupun sekarang ini sudah kurang berperan dalam mengentaskan kemiskinan. Oleh karena itu diharapkan pemerintah mampu untuk mengembalikan fungsi dan peranan koperasi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan:

· Kemiskinan adalah kekurangan kebutuhan pendidikan, sangan, pangan, papan, pekerjaan dan kesehatan.

· Kemiskinan disebabkan oleh banyak factor dan aspek.

· Untuk menanggulangi kemiskinan butuh peranan dan kesadaran dari masyarakat dan pemerintah untuk menanggulangi masalah kemiskinan tersebut.

· Pemerintah pusat maupun daerah bertanggung jawab untuk memenuhi dan menjamin kesejahteraan warga negaranya sesuai dengan PASAL 34 UUD 1945 dan cita – cita nasional bangsa Indonesia.

· Pemerintah menyelenggarakan beberapa program untuk melaksanakan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, tetapi perlu diperhatikan juga adalah pemerataan pembangunan dan pemerataan kesejahteraan agar seluruh rakyat dapat menikmati hasil pembangunan tersebut.

B. Saran:

Menurut pandangan penulis sebaiknya :

· Warga Bekasi harus siap menghadapi kompetisi mencari pekerjaan dengan bekal pendidikan yang cukup.

· Warga Bekasi harus mampu mempertahankan lahan pertanian yang dianggap produktif dari perluasan industri.

· Mampu mencari solusi dari masalah kemiskinan misalnya mengembangkan industri rumah tangga yang menyerap tenaga kerja.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com mempelajari kemiskinan

www.wikipedia.com cara mengatasi kemiskinan

www.blogger.com factor penyebab kemiskinan

1 komentar: