Jumat, 20 November 2009

BAB 7

Perubahan Sruktural Dalam Proses Pembangunan

1. Perubahan Berbagai Sektor

Terdiri dari 3 yaitu:

v Sektor pertanian termasuk di dalamnya adalah kegiatan – kegiatan dalam bidang pertanian.

v Sektor industri menghasilkan produksi nasional meningkat.

v Sektor Jasa menyediakan kesempatan kerja tidak mengalami banyak perubahan.

Perubahan struktur ekonomi yang demikian coraknya disebabkan oleh beberapa factor:

v Sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya, yaitu apabila pendapatan naik, elastisitas permintaan yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan.

v Kemajuan teknologi akan mempertinggi produktifitas kegiatan – kegiatan ekonomi dan akan memperluas pasar serta kegiatan perdagangan.

2. Perubahan Struktur Penggunaan Tenaga Kerja

Dalam keadaan di mana tingkat produktifitas pada suatu sektor mengalami perkembangan yang sama dengan perkembangan produktifitas rata – rata yang terjadi dalam keseluruhan perekonomian, maka perubahan relatif itu dalam menciptakan produksi nasional akan sama besarnya dengan perubahan perubahan relatifnya dalam menampung tenaga kerja.

3. Perubahan Struktur Sektor Industri dan Jasa

Selanjutnya Kuznets menganalisa perubahan peranan berbagai sub – sector indutri, berbagai jenis indutri dalam sub – sector industri pengolahan dan sektor jasa – jasa dalam menciptakan produksi nasional maupun dalam menyediakan kesempatan kerja. Dalam analisa Kuznets membedakan sector indutri menjadi 4 sub – sektor yaitu pertambangan, indutri pengolahan, industri bangunan, perhubungan dan pengangkutan. Perubahan peranan berbagai sub – sektor dalam sektor industri menghasilkan produksi nasional dan menciptakan kesempatan kerja, sifat – sifat pokoknya adalah sebagai berikut:

v Pada tingkat pembangunan yang rendah, sub – sektor pertambangan pada umumnya selalu merupakan sub – sector industri kecil peranannya dalam menciptakan produksi nasional dan menampung tenaga kerja. Sub – sektor industri bangunan juga mengalami perubahan yang sama sifatnya dengan sub – sektor pertambangan yaitu di kebanyakan negara yang diobservasi peranannya dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja menjadi bertambah kecil apabila tingkat pembangunan ekonomi bertambah tinggi.

v Sub sektor indutri pengolahan, yang meliputi industri tenga kerja, peranannya dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja pada umumnya bertambah besar apabila tingkat pembangunan ekonomi menjadi bertambah tinggi. Dalam sektor industri ini peranan sub – sektor industri pengolahan pada umumnya mengalami kenaikan pula dalam menghasilkan produksi sektor industri dan menyediakan kesempatan kerja. Dalam keadaan ini Kuznets menyimpulkan bahwa sub – sektor industri pengolahan merupakan suatu sektor dalam kegiatan ekonomi yang mengalami perkembangan yang pesat sekali dalam proses pembangunan.

v Perubahan peranan sub – sektor perhubungan dan pengangkutan dalam menciptakan produksi sector industri dan menampung tenaga kerja tidak menunjukkan pola yang seragam.

Pokok – pokok kesimpulan dari analisa tersebut adalah peranan sub – sektor perdagangan dalam menciptakan produksi sektor jasa – jasa dan terutama peranannya dalam menyadiakan pekerjaan kepada tenaga kerja di sektor itu menjadi bertambah besar. Akan tetapi, kalau peranannya tersebut ditinjau dari sumbangannya dalam menciptakan produksi nasional dan menampung tenaga kerja dalam keseluruhan perekonomian dan peranan sub – sektor jasa – jasa perorangan dalam menciptakan produksi sektor jasa – jasa maupun produksi nasioanal dan dalam menampung tenaga kerja mengalami penurunan yang sangat besar sekali.

4. Perubahan Struktur Industri Menurut Analisis Chenery

Analisa Chenery mengenai corak perubahan struktur sector industri dalam proses pembangunan, menggunakan data yang berbeda dengan yang digunakan oleh Kuznets. Analisa Chenery menggunakan data di berbagai negara dalam suatu masa tertentu, atau lebih lazim disebut data cross section dan bukan dengan mengumpulkan data perubahan peranan berbagai sektor dalam perekonomian dari masa ke masa. Aspek yang paling penting dari analisa Chenery, dan yang menyebabkan analisa seperti itu menjadi lebih berguna sebagai usaha untuk menunjukkan ciri – ciri dari proses pembangunan ekonomi adalah bahwa analisa tersebut lebih ditekankan kepada menunjukkan hubungan kuantitatif di antara pendapatan perkapita dengan persentasi sumbangan berbagai sektor ekonomi dan industri – industri dalam sub – sektor industri pengolahan kepada produksi nasional. Analisa penting lainnya yang berbeda di antara Kuznets dan Chenery adalah perbedaan penekanan analisa mereka masing – masing dalam menunjukkan corak perubahan peranan tiap – tiap sektor kepada keseluruhan kegiatan perekonomian dalam proses pembangunan ekonomi. Chenery lebih menekankan kepada analisa mengenai perkembangan dalam sub – sektor industri, sedangkan penekanan analisa Kuznets adalah kepada corak perubahan di sektor ekonomi yang utama. Chenery hanya menganalisa perubahan peranan industri yang tergolong dalam sub – sektor industri pengolahan dalam menciptakan produksi nasional saja.

Dalam analisanya tersebut Chenery menggunakan hipotesa bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi dan peranan seuatu sektor dalam menciptakan produksi nasional tergantung kepada tingkat pendapatan dan jumlah penduduk Negara tersebut. Aspek yang dianalisa oleh Chenery adalah mengenai faktor – faktor yang menyebabkan peranan berbagai industri dalam suatu perekonomian adalah berbeda dengan peranannya yang normal pada suatu tingkat pembangunan ekonomi tertentu yaitu seperti yang ditentukan oleh persamaan regresi yang telah dijelaskan pada permulaan dan keadaan yang demikian di akibatkan oleh adanya salah satu atau gabungan dari faktor – faktor berikut:

v Luasnya Pasar

Tingkat pendapatan dan jumlah penduduk merupakan dua factor penting yang menentukan luas pasar suatu negara.

v Bentuk Distribusi Pendapatan

Corak distribusi pendpatan di tiap – tiap negara – negara berbeda. Di beberapa negara distribusi pendapatan penduduknya sangat tidak merata. Perbedaan dalam distribusi pendapatan ini merupakan satu faktor penting lainnya yang menyebabkan terdapatnya deviasi dalam peranan sektor industri dari peranannya yang normal .

v Kekayaan Alam

Kekayaan alam suatu negara juga dapat mempengaruhi peranan industri – industri dalam sub – sektor industri pengolahan dalam keseluruhan kegiatan ekonomi.

v Perbedaan Keadaan di Berbagai Negara

Perbedaan keadaan di berbagai negar seperti perbedaan perbedaan iklim, kebijaksanaan pemerintah dan faktor – faktor sosial dan budaya, merupakan faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat produksi dan peranan sektor industri kepada produksi nasional.

5. Perubahan Struktur Perekonomian Negara – Negara Berkembang

Perhatian yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi negara – negara berkembang telah menimbulkan dorongan untuk melakukan usaha – usaha perbaikan dalam pengumpulan data kegiatan ekonomi di negara – negara itu. Sebagai hasil dari usaha – usaha ini, dalam beberapa tahun saja telah lebih banyak data dapat diperoleh mengenai berbagai aspek dari kegiatan – kegiatan ekonomi negara - negara tersebut. Semakin meluasnya jumlah dan jenis data yang tersedia mengenai kegiatan – kegiatan ekonomi di negara berkembang tersebut memungkinkan para penyelidik ekonomi untuk membuat amalisa mengenai perubahan struktur kegiatan ekonomi dalam proses pembangunan yang telah terjadi di negara – negara berkembang.

Analisa yang dilakukan oleh Chenery dan Syrquin tersebut mirip sekali dengan analisa Chenery mengenai perubahan struktur ekonomi dalam proses pembangunan yang terjadi dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi apabila tingkat pembangunan ekonomi menjadi bertambah tinggi. Chenery dan Syrquin menunjukkan corak dari sepuluh jenis perubahan dalam struktur perekonomian yang berlaku dalam proses pembangunan negara – negara berkembang. Perubahan – perubahan tersebut dibedakan menjadi 3 golongan yaitu perubahan dalm struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses akumulasi, perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses alokasi sumber daya dan perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan demografis dan distributif. Yang termasuk sebagai proses akumulasi adalah pembentukan modal atau investasi, pengumpulan pendapatan pemerintah, dan kegiatan menyediakan pendidikan kepada masyarakat. Yang tergolong sebagai alokasi sumber daya adalah struktur permintaan domestik, struktur produksi, dan struktur perdagangan.

Chenery dan Syrquin mempunyai ciri – ciri adalah sebagai berikut yaitu:

v Tabungan dan Pembentukan Modal

v Pendapatan Pemerintah

v Pendidikan

v Struktur Permintaan Domestik

v Struktur Produksi

v Struktur Perdagangan

v Penggunaan Tenga Kerja

v Urbanisasi, Tingkat Kelahiran dan Tingkat Kematian

v Distribusi Pendapatan

BAB 5

Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

1. Kebijakan Dalam Negeri

Paket kebijakan ekonomi pemerintah Dalam Negeri pada Tahun 2008-2009 yang tertuang dalam Inpres Nomor 5 tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi 2008-2009 memuat berbagai kebijakan ekonomi yang dapat dikelompokkan ke dalam 8 bidang. Salinan Inpres Nomor 5 tahun 2008 yang diperoleh di Jakarta, Selasa, menyebutkan, 8 bidang itu adalah kebijakan perbaikan iklim investasi, kebijakan ekonomi makro dan keuangan, kebijakan ketahanan energi, dan kebijakan sumber daya alam, lingkungan dan pertanian.

Inpres menginstruksikan kepada 29 pejabat mulai dari menteri hingga bupati/walikota untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Fokus Program Ekonomi tahun 2008-2009. Pelaksanaan Fokus Program Ekonomi 2008-2009 itu dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menjaga kelestarian sumber daya alam, peningkatan ketahanan energi dan kualitas lingkungan, dan untuk pelaksanaan komite dalam rangka menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN.

2. Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan luar negeri suatu negara, yang juga disebut kebijakan hubungan internasional, adalah serangkaian sasaran yang menjelaskan bagaimana suatu negara berinteraksi dengan negara lain di bidang-bidang ekonomi, politik, sosial, dan militer serta dalam tingkatan yang lebih rendah juga mengenai bagaimana negara berinteraksi dengan organisasi-organisasi non-negara. Interaksi tersebut dievaluasi dan dimonitor dalam usaha untuk memaksimalkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kerjasama multilateral internasional. Kebijakan luar negeri dirancang untuk membantu melindungi kepentingan nasional, keamanan nasional, tujuan ideologis, dan kemakmuran ekonomi suatu negara. Hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari kerjasama secara damai dengan bangsa lain, atau melalui eksploitasi. Biasanya, tugas menciptakan kebijakan luar negeri adalah wewenang kepala pemerintahan dan menteri luar negeri (atau jabatan yang setara). Di beberapa negara, lembaga legislatif juga memiliki hak pengawasan yang cukup.

3. Strategi Upaya Minimum

Harvey Leibenstein menyatakan bahwa sebagianbesar NSB dicekam oleh lingkaran setan kemiskinan(vicious circle od proverty) yang membuat mereka tetapberada pada tingkat keseimbangan pendapatan perkapitayang rendah. Jalan keluar dari kebuntuaan ini adalahdengan melakukan suatu upaya minimum kritis tertentu yang akan menaikkanpendapatan perkapita pada tingkat di mana pembangunanyang berkesinambungan akan terjadi.Leibenstein mengatakan bahwa dalam tahap transisi darikeadaan keterbelakangan ke keadaan yang lebih maju dimana kita dapat mengharapkan pertumbuhan jangkapanjang yang mantap diperlukan suatu kondisi dimana suatu perekonomian harus mendapatkan rangsangan pertumbuhan lebih besar diatas batas minimum kritis tertentu.

4. Strategi Pembangunan Seimbang

Strategi pembangunan seimbang bisa diartikandengan pembangunan berbagai jenis industri secaraberbarengan (simultaneous) sehingga industri saling menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu, strategi pembangunan seimbang ini dapat juga diartikan sebagai keseimbangan pembangunan di berbagai sektor, Misalnya antara sektor industri dan sektor pertanian, sektor luar negeri, sektor domestik dan antara sektor produktif, singkatnya strategi pembangunan seimbang ini mengharuskan adanya pembangunan yang serentak dan harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga semua faktor tumbuh bersama.

Untuk ini diperlukan keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi penawaran memberikan tekanan pada pembangunan serentak dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi meningkatkan penawaran barang. Ini meliputi pembangunan serentak dan harmonis dari barang setengah jadi, bahan baku, sumber daya energi, pertanian dan pengairan. Pemnabgunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan – hambatan dalam:

Ø Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi (air dan listrik, fasilitas untuk mengangkut hasil produksi ke pasar,

Ø Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan diproduksikan

Jika kita akan melaksanakan pembangunan seimbang, maka tingkat investasi yang harus dilakukan besarnya jauh melebihi tingkat investasi yang dilakukan pada sebelum usaha pemnbangunan dilakukan. Oleh karena itu, strategi pembangunan seimbang disebut pula teori dorongan besar besaran (big push theory).

5. Strategi Pembangunan Tak Seimbang

Strategi pembangunan tak seimbang ditemukan oleh Albert O. Hirshman dan Paul Streeten. Menurut mereka, pembangunan tak seimbang adalah pola pembangunan yang lebih cocok untuk mempercepat proses pembangunan di NSB. Pola pembangunan ini menurut Hirshman, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

Ø Secara historis pembangunan ekonomi yang terjadi coraknya tidak seimbang.

Ø Untuk mempertinggi efisien sumber daya – sumber daya yang tersedia.

Ø Pembangunan tak seimbang akan menimbulkan kemacetan atau gangguan – gangguan dalam proses pembangunan tetapi akan menjadi pendorong bagi pembangunan selanjutnya.

BAB 6

Kebijakan Perencanaan dan Pembangunan

1. A. Pengertian

Perencanaan dapat dikatakan sebagai teknik atau cara untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya serta telah dirumuskan oleh badan perencana pusat. Perencanaan ekonomi mengandung arti pengendalian dan pengaturan perekonmian dengan sengaja oleh suatu penguasa pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu didalam jangka waktu tertentu pula.

B. Unsur

Setiap perencanaan pembangunan harus mengandung unsur – unsur pokok sebagai berikut:

Ø Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan. Unsur ini merupakan dasar dari seluruh rencan, yang kemudian dituangkan dalam unsur – unsur pokok perencanaan pembangunan lainnya.

Ø Adanya kerangka rencana makro. Dalam kerangka ini dihubungkan berbagai variabel – variabel pembangunan serta implikasi hubungan tersebut.

Ø Perkiraan sumber – sumber pembangunan khususnya sumber – sumber pembiayaan pembangunan. Sumber – sumber pembiayaan pembangunan merupakan keterbatasan yang strategis, sehingga perlu diperkirakan dengan seksama.

Ø Uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten seperti misalnya kebijaksanaan fiscal, pengangguran, moneter harga serta kebijaksanaan sektoral lainnya.

Ø Perencanaa pembangunan adalah program investasi yang dilakukan secara sektoral. Penyusunan program investasi secara sektoral ini dilakukan secara bersama – sama dengan penyusunan rencana – rencana sasaran.

Ø Perencanaan Pembangunan adalah administrasi pembangunan yang mendukung usaha perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tersebut.

C. Fungsi

Sementara itu fungsi perencanaan adalah sebagai berikut:

Ø Dengan perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.

Ø Dengan perencanaan dapat dilakukan sautu perkiraan potensi – potensi, prospek – prospek, perkembangan,hambatan serta resiko yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang.

Ø Perencanaan memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan yang terbaik.

Ø Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi pentingnya tujuan.

Ø Perencanaan sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk mengadakan pengwasan evaluasi.

2. Sifat dan Peranan

Sejak tahun 1950 dunia ditandai dengan munculnya bangsa – bangsa yang belum maju sebagai suatu kekuatan ekonomi dan politik yang

berkembang cukup pesat dalam dunia internasional. Suatu rencana ekonomi bias juga dianggap target ekonomi secara kuantitatif yang khusus dan harus dicapai dalam suatu jangka waktu tertentu. Rencana ekonomi bisa bersifat menyeluruh ( komprehensif ) atau parsial. Suatu rencana yang bersifat komprehensif menetapkan sasarannya mencakup seluruh aspek pokok perekonomian nasional. Sedangkan rencana yang bersifat parsial hanya mencakup sebagian dari perekonomian nasional seperti sector industri, sector pertanian, sector luar negeri dan sebagainya.

Para pendukung perencanaan pembangunan ekonomi di NSB mengemukakan bahwa perekonomian pasar yang tidak terkendali dapat, dan seringkali mengakibatkan negara –negara tersebut mengalami gejolak harga dan tngkat pengerjaan yang rendah. Secara lebih spesifik, mereka menyatakan bahwa ekonomi pasar tidak sesuai dengan tugas operasional Negara – Negara miskin yaki bagaimana memobilisir sumber daya yang terbatas sedemikian rupa sehingga menimbulkan suatu perbahan structural yang dibutuhkan agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dengan lancar, cepat dan seimbang.

Proses Peranan

Proses pembangunan dibagi menjadi 4 tahap.

Ø Tahap pertama adalah Para pemimpin menetapkan prioritas – prioritas tujuan untuk mengarahkan para perencana jika terjadi beberapa konflik tujuan. Umumnya orang menetapkan target kenaikan untuk suatu tujuan atau lebih, misalnya kenaikan GNP 6 persen per tahun dan kenaikan tingkat pengerjaan sebesar 4 persen per tahun, dan kemudian memerintahkan perencana untuk

mengembangkan program – program untuk mencapai tujuan tersebut.

Ø Tahap kedua adalah mengukur ketersediaan sumber daya- sumber daya yang langka selama periode perencanaan tersebut, misalnya tabungan, bantuan luar negeri, penerimaan pemerintah, penerimaan ekspor, tenaga kerja yang terlatih, dan lain – lain.

Ø Tahap ketiga adalah hammpir semua dari upaya ekonomi ditujukan untuk memilih berbagai cara yang bias digunakan untuk mencapi tujuan nasional. Pada tahap ini ditetapkan proyek – proyek investasi seperti jalan raya, pabrik – pabrik, pusat kesehatan, dan lain – lain.

Ø Tahap keempat adalah para perencana harus lebih konstruktif dengan mencoba untuk memasukkan pertimbangan – pertimbangan ekonomi ke dalam proses pembuatan keputusan, mengkuantifikasikan elemen – elemen yang tidak bisa dikuantifikasikan.

3. Perencanaan dalam Berbagai Bentuk Sistem Ekonomi

Setiap negara memiliki sistem ekonomi. Sistem ekonomi adalah strategi suatu negara mengatur kehidupan ekonominya dalam rangka mencapai kemakmuran masyarakatnya. Negara yang sedang berkembang pun tidak ketinggalan merencanakan ekonomi mereka dalam usahanya meningkatkan taraf hidup rakyat ke keadaan yang lebih baik.

Ada tiga macam Bentuk Sistem Ekonomi yang lazim dijalankan oleh suatu negara, yaitu:

Ø Sistem Ekonomi Pasar Bebas Sistem ekonomi pasar bebas adalah pengaturan kehidupan ekonomi diserahkan pada mekanisme pasar.

Ø perencanaan sentral adalah pengaturan kehidupan kehidupan ekonomi dikelola langsung oleh negara.

Ø Sistem Ekonomi Campuran Sistem ekonomi campuran adalah pengaturan kehidupan ekonomi dikelola bersama oleh swasta dan pemerintah.

Dalam menyusun Perencanaan dalam Bentuk Sistem Ekonomi diatas diperlukan Tiga persoalan pokok yaitu What, How, For whom.

Ø Jenis dan Jumlah Barang serta Jasa yang Harus Diproduksi (what). What adalah pemilihan jumlah serta jenis barang dan jasa yang harus dihasilkan.

Ø Cara Sistem Ekonomi Menghasilkan Barang dan Jasa (How). How adalah pemilihan cara menghasilkan barang dan jasa

Ø Cara Distribusi Barang dan Jasa (For whom).

For whom adalah pemilihan kelompok masyarakat yang harus menikmati barang dan jasa yang dihasilkan.

4. Perencanaan Pembangunan Di Indonesia

Pada masa Orde Lama, strategi pembangunan nasional didasarkan atas pendekatan perencanaan pembangunan yang lebih menekankan usaha pembangunan politik, hal ini sesuai dengan situasi saat itu yakni masa perjuangan fisik untuk mempertahankan kemerdekaan nasional sehingga tidak memungkinkan pelaksanaanya secara baik. Usaha – usaha perencanaan ekonomi masa Orde Lama.

- Tahun 1947 dimulai suatu perencanaan beberapa sektor ekonomi dan diberi nama Plan Produksi Tiga Tahun RI.

- Tahun 1952 dimulai usaha – usaha perencanaan yang lebih bersifat menyeluruh, biarpun intinya adalah tetap sektor publik.

- Tahun 1956 – 1960 telah berhasil disusun suatu Rencana Pembangunan Lima Tahun.

- Tahun 1961 – 1969 berhasil disusun Rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana, yang meliputi jangka waktu 8 tahun ini terbagi atas rencana tahapan 3 dan 5 tahun.

BAB 1

3. Evolusi Makna Pembangunan

Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada GDP atau PDB suatu negara. Makna pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatan ­Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu provinsi, kabupaten, atau kota .

Namun, muncul sebuah alternatif definisi pembangunan ekonomi menekankan pada kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan tradisional sering dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi. Definisi yang cenderung melihat segi kuantitatif pembangunan ini dipandang perlu menengok indikator-indikator sosial yang ada

Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. semua indikator ekonomi mulai mengedepankan dethronement of GNP (penurunan tahta pertumbuhan ekonomi), pengentasan garis kemiskinan, pengangguran, distribusi pendapatan yang semakin timpang, dan penurunan tingkat pengangguran yang ada. sehingga membawa perubahan dalam paradigma pembangunan menyoroti bahwa pembangunan harus dilihat sebagai suatu proses yang multidimensional. Beberapa ahli menganjurkan bahwa pembangunan suatu daerah haruslah mencakup tiga inti nilai:

1. Ketahanan (Sustenance): kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok (pangan, papan, kesehatan, dan proteksi) untuk mempertahankan hidup.

2. Harga diri (Self Esteem): luas pembangunan suatu daerah haruslah meningkatkan kebanggaan sebagai manusia yang berada di daerah itu.

3. Freedom from servitude: kebebasan bagi setiap individu suatu negara untuk berpikir, berkembang, berperilaku, dan berusaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

4. Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi

Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi

  • Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian.
  • Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan


Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi

  • Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
  • Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
  • Kedua-duanya menjadi tanggungjawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.
  • Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

  1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
  2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
  3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
  4. Faktor Budaya, Faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
  5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

5. Sekilas Tentang Negara Berkembang

Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan ndeks perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global. Perkembangan mencakup perkembangan sebuah infrastruktur modern (baik secara fisik maupun institusional) dan sebuah pergerakan dari sektor bernilai tambah rendah seperti agrikultur dan pengambilan SDA. Negara maju biasanya memiliki sistem ekonomi berdasarkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menahan-sendiri.

Penerapan istilah 'negara berkembang' ke seluruh negara yang kurang berkembang dianggap tidak tepat bila kasus negara tersebut adalah sebuah negara miskin, yaitu negara yang tidak mengalami pertumbuhan situasi ekonominya, dan juga telah mengalami periode penurunan ekonomi yang berkelanjutan.


Ciri – ciri Negara berkembang

1. Jumlah dan pertumbuhan penduduk masih tinggi

2. Jumlah pencari kerja dan lapangan kerja yang ada tidak seimbang

3. Tingkat tenaga kerja kurang memadai

4. Tingkat pendidikan dan keterampilan masih rendah

5. Rendahnya tingkat teknologi

6. Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita rendah

Harga pangan dan energi global melonjak drastis setidaknya dalam dua tahun terakhir. Bahkan, harga beras di pasar internasional naik lebih dari 200 persen. Situasi serupa juga terjadi pada energi. Minyak bumi, contohnya, telah menyentuh 147 dollar AS per barrel. Namun, permintaan pangan dan energi juga dipicu oleh hal lain yang tidak bersifat fundamental, seperti permintaan tambahan stok akibat meningkatnya ketidakpastian suplai yang dipicu oleh bencana alam dan situasi politik serta dijadikannya komoditas bersangkutan sebagai obyek spekulasi menyusul ambruknya pasar finansial global dalam setahun terakhir.

BAB 2

2. Indikator Pembangunan Moneter

1. Pendapatan Perkapita

2. Indikator Kesejahteran Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)

Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk memperoleh indicator ekonomi yg lebih baik, dgn dua cara :

a. Koreksi Positif : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sector informal.

b. Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan

3. Indikator Pembangunan Non Moneter

1. Indikator Sosial

Oleh Backerman ; dibedakan 3 kelompok :

1. Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masy. di dua negara dengan memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.

2. Penyesuaian pendapatan masy. dibandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai negara.

3. Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yg tdk bersifat moneter (non monetary indicators).

Indikator non moneter yg disederhanakan (modified non-monetary indicators).

2. Indeks Kualitas Hidup dan Pembangunan Manusia

Oleh Morris D :

Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga faktor :

1. Tingkat Harapan Hidup

2. Angka Kematian

3. Tingkat Melek Huruf

Sejak thn 1990 mengembangkan indeks pembangunan manusia (Human Development Index = HDI) :

1. Tingkat harapan hidup

2. Tingkat melek huruf masyarakat

3. Tingkat pendapata riil perkapita masyarakat.

PELAKU EKONOMI

( UMKM )

Usaha Mikro Kecil Menengah

Di

KOTA BEKASI


Oleh : Dian Novita

Kelas : 2 DD04

NPM : 30208367

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan.

Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami penelitian secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa pada umumnya.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan – kekurangan agar dimasa yang akan datang akan lebih baik lagi.

Akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, serta teman – teman saya yang telah mendukung dalam menyelesaikan makalah ini.

i.

DAFTAR ISI

Cover o

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I ASPEK KELEMBAGAAN

I. I Latar Belakang Perusahaan 1

I. II Jumlah Karyawan 1

I. III Tanggung Jawab 1

I. IV Struktur Organisasi 2

BAB II ASPEK USAHA

II. I Cara Pemasaran 3

1. Target Pasar atau Konsumen 3

2. Strategi pasar 3

II. II Cara Produksi 3

II. III Cara Distribusi 4

BAB III ASPEK FINANSIAL

III. I Rencana Keuntungan Usaha

III. II Rencana Penjualan / Pendapatan

BAB IV PENUTUP

IV. I Kesimpulan 9

IV. II Saran 9

ii.

BAB I
ASPEK KELEMBAGAAN

A. Latar Belakang Perusahaan

Usaha ini didirikan sejak tahun 2006, nama usaha ini adalah Roti Unyil “ CHIKA “ yang bertempat di Jl. Melati No. 89, Bekasi Timur dengan menjual beberapa jenis roti.
Alasan memilih usaha ini adalah ingin mengembangkan budaya tradisional di Bogor khususnya makanan daerah sana dan kami memberikan nama usaha kami
B. Jumlah Karyawan
Untuk menjalankan usaha ini, kami merencanakan 2 tenaga kerja. Tenaga kerja ini kami tempatkan 1 di bagian produksi dan 1 bagian pemasaran. Untuk efisiensi dan efektifitas tenaga kerja kami ambil dari anggota keluarga kami.
C. Tanggung jawab
Peranan pemimpin perusahaan kami bagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut:
Pimpinan
Administrasi
Bagian pemasaran
Bagian produksi

1.

i.

D. Struktur Organisasi

Roti Unyil “ CHIKA “ memiliki struktur organisasinya yang terdapat pada gambar di bawah ini:

Organization Chart

2.

BAB II
ASPEK USAHA


II. I CARA PEMASARAN
1. Target Pasar atau Konsumen
Target pasar atau konsumen untuk usaha ini adalah toko-toko yang ada di Bekasi Timur. Selain itu kami juga menerima pesanan untuk oleh-oleh, pesanan untuk acara seperti pernikahan,arisan, khitanan dan lain – lain.

2. Strategi Pasar
Kegiatan pemasaran usaha ini dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pemasaran secara langsung seperti melayani secara langsung pesanan dari para konsumen tanpa melalui perantara. Sedangkan pemasaran tidak langsung adalah dengan menitipkannya melalui beberapa pasar atau toko.


II. II CARA PRODUKSI

Bahan-bahan Produksi
Nama Bahan Ada/Belum Cara Memperoleh
1. Tepung Terigu
2. Gula
3. Telur, Ambil Merahnya Saja
4. Baking Powder
5. Margarin Wisman

Peralatan dan Perlengkapan
No. Nama Alat Ada/Belum Cara Memperoleh

1. Oven
2. Loyang
3. Kuas

3.

4. Bascom Atau Tempat Untuk Mengaduk Adonan

Proses Produksi
• Tepung terigu dicampur dengan telur yang kuningnya saja
• Diberi bakieng powder di aduk – aduk
• Adonan diberi blue band wisman
• Adonan di uleni hingga lumat
• Sudah lumat ambil adonan sedikit – sedikit

• Untuk dibentuk sesuai selera bisa bentuk kecil atau besar
- Mau rasa coklat beri coklat di dalam adonan yang akan dibentuk

- Mau rasa keju beri kejunya

- Mau rasa strawberi atau nanas dan masih banyak rasa lainnya yang sesuai selera

• Selesai dibentuk atas roti olesi kuning telur lalu masukkan kedalam oven

• Tunggu roti mekar lalu siap di hidangkan.

II. III CARA DISTRIBUSI

Analisis Lokasi Usaha
Lokasi produksi yang mudah dijangkau dan terletak di jalan akses menuju keluar masuk jalan alternatif dari mana saja bisa terjangkau diharapkan mampu memberikan peluang bagi berkembangnya usaha ini. Hal lain yang menunjang karena adanya promosi yang dilakukan dengan dititipkan di warung dan toko sehingga konsumen akan dengan mudah mengenali produk usaha kami.


4.

BAB III
ASPEK FINANSIAL


A. Rencana Keuntungan Usaha

Modal didapatkan dari modal sendiri
1. Modal Tetap
Modal Tetap Yang diperlukan:
Peralatan dan Perlengkapan
• Oven : Rp 400.000,00
Loyang : Rp 10.000,00
• Kuas : Rp 2000,00

• Bascom : Rp 15.000,00+
Jumlah Modal Tetap : Rp 427.000,00
2. Modal Produksi
Biaya 1x produksi
Biaya variabel
a) Bahan baku
• Tepung Terigu 3 Kg : Rp 24.000,00
• Gula ½ Kg : Rp 6.500,00
• Telur 1 Kg : Rp 13.000,00
• Baking Powder : Rp 7.000,00

• Margarin Wisman ¼ : Rp 35.000,00+
Jumlah biaya bahan baku Rp 85.500,00
b) Biaya Overhead (Tidak Langsung)
• Biaya Penyusutan peralatan
Umur Ekonomi peralatan 60 hari : Rp. 427.000,00/60 : Rp 7.200,00
• Biaya Listrik : Rp 20.000,00
• Biaya kemasan : Rp 40.000,00

5.

• Biaya Administrasi : Rp 15.000,00

Jumlah biaya overhead Rp 82.200,00
c) Biaya Tenaga kerja 2 orang Rp 70.000,00
Jumlah Pengeluaran 1X Produksi Rp 594.700,00
Jumlah Modal Produksi = Jumlah Pengeluaran 1 x produksi – (Biaya tenaga kerja + penyusutan)
= Rp 587.000,00 – (Rp 70.000,00 + Rp 7.200,00)
= Rp 509.800,00

B. Rencana Penjualan/Pendapatan
a) Pengeluaran hasil produksi untuk setiap kali produksi dimana 3 Kg Tepung terigu bisa menghasilkan 200 roti. Penjualan 200 bungkus Roti :
200 bungkus X Rp 3.500,00 : Rp 700.000,00
b) Biaya Yang Harus Dikeluarkan
Biaya tetap (tenaga kerja dan penyusutan) : Rp 77.200,00
Biaya produksi : Rp 509.800,00
c) Modal Produksi : Rp 594.700,00

C. Analisis Break Event Point
1) Biaya rutin yang harus dikeluarkan
• Biaya bahan baku : Rp 85.500,00
• Biaya listrik : Rp 20.000,00
• Biaya kemasan : Rp 40.000,00
• Biaya administrasi : Rp 15.000,00 +
Jumlah Biaya Variabel : Rp 160.500,00

Biaya variabel per unit : 160.500/200 = 800
2) Prediksi laba
Penjualan 200 Roti

6.


200 Bungkus X Rp 3.500,00 : Rp 700.000,00

Penjualan produk rata-rata sekali produksi : Rp 700.000,00
Biaya yang harus dikeluarkan : Rp 594.700,00 _
Pendapatan produksi/Laba produksi : Rp 105.300,00
BEP :
Biaya tetap = Rp 77.200,00 = Rp 77.200,00 = 22 unit
Harga-Biaya variabel Rp 3.500,00 – Rp 800,00 Rp 2.700,00

D. Arus Perputaran Kas (Cash Flow)
No Keterangan Produksi I
(3 kg) Produksi II
(9 kg) Produksi III
(15 kg) Produksi IV
(27 kg)
1. Modal Awal
• Modal Tetap 427.000,00 427.00,00 427.000,00 427.000,00

• Modal Produksi 509.800,00 582.500,00 1.192.500,00 1.950.500,00

Jumlah Modal 936.800,00 1.009.500,00 1.619.500,00 1.194.500,00

2. Pendapatan Penjualan 700.000,00 810.000,00 1.870.000,00 2.377.500,00

3. Pengeluaran terdiri dari:

Biaya Variabel ( A )

• Bahan Baku 85.500,00 135.500,00 215.000,00 575.000,00
• Biaya Listrik 20.000,00 40.500,00 65.000 155.000,00
• Biaya Kemasan 40.000,00 76.000,00 110.500,00 215.000,00
• Biaya Administrasi 15.000 25.000 33.000 87.000
Jumlah Biaya Variabel (A) 160.500,00 277.000,00 423.500,00 1.032.000,00

7.

Biaya Tetap (B)
• Tenaga Kerja 70.000,00 90.000,00 230.000,00 190.000,00
• Penyusutan alat 7.200,00 7.200,00 7.200,00 7.200,00
Jumlah Biaya Tetap (B) 77.200,00 97.200,00 237.200,00 197.200,00
Jumlah Pengeluaran (A+B) 237.700,00 324.200,00 660.700,00 1.229.200,00
4. Sisa Pendapatan (2-3) 462.300,00 485.800,00 1.209.300,00 1.148.300,00

Laba Bersih produksi IV = sisa pendapatan produksi IV – jumlah modal awal
= Rp 1.148.300,00 – Rp 936.800,00= Rp 211.500,00

8.

BAB IV
PENUTUP


IV. I Kesimpulan
Untuk menjalankan usaha ini dibutuhkan 2 orang tenaga kerja yang diambil dari anggota keluarga dengan tujuan untuk efektifitas dan efisien. Usaha ini akan mencapai titik balik modal setelah 4 kali produksi dengan laba bersih Rp 211.500,00 setiap kali produksi.
Dengan demikian Usaha Dagang Roti Unyil ”CHIKA” dilihat dari segi analisis finansial dan pemasaran memenuhi standar kalayakan usaha.
Roti Unyil dapat menjadi usaha yang berkualitas nasional jika tetap mempertankan ciri khas yang ada sehingga tetap menjaga kelestarian budaya yang ada.

IV. II Saran
Usaha ini diharapkan dapat menjadi salah satu pengembangan dalam upaya menjaga kelestarian budaya asli dan dapat bertahan dengan ciri khas yang ada.

9.